Kamis, 03 Oktober 2013

Tahun Akademik 2013/2014, Universitas Jambi Kirimkan 991 Peserta Kukerta

Trotoar - Mendalo, Berdasarkan laporan Ketua Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) Universitas Jambi, Zulhandayani, terdapat 991 mahasiswa calon peserta Kukerta. Jumlah ini terbagi dalam dua program, yakni program Reguler sebanyak 662 mahasiswa, dan 329 lainnya merupakan mahasiswa program Non Reguler.

   Dalam sambutannya, saat Diklat Peserta Kuliah Kerja Nyata Universitas Jambi Semester Ganjil Tahun Akademik 2013/2014 tanggal 2 s.d 3 oktober 2013, Zulhandayani menjelaskan, terdapat perbedaan lokasi Kukerta antara mahasiswa program Reguler dengan Non Reguler. Pasalnya, mengingat mayoritas mahasiswa Non Reguler telah memiliki jam kerja yang tidak dapat ditinggalkan, sehingga mereka ditempatkan pada lokasi yang tidak jauh dari Kota Jambi.

   "Untuk Lokasi Kukerta mahasiswa program Reguler, bertempat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tepatnya di enam Kecamatan (Muara Sabak Timur, Muara Sabak Barat, Nipah Panjang, Geragai, Berbak, Rantau Rasau), tersebar di 39 Desa. Sedangkan mahasiswa Non Reguler bertempat di Kabupaten Muaro Jambi, terbagi di 16 Desa pada dua Kecamatan (Jaluko dan Maro Sebo)," ungkap Ketua LPM tersebut kemarin (2/10).

  Direncanakan, 991 mahasiswa peserta Kukerta Tahun akademik 2013/2014 akan di lepas ke lokasi pada tanggal 24 oktober 2013.

Rabu, 02 Oktober 2013

Terobosan Baru, Bappeda Targetkan Transformasi Ekonomi Jambi di Tahun 2030

Trotoar - Kota Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi sedang giat-giatnya melakukan pembenahan dari semua sektor. Bahkan Bappeda Provinsi Jambi berani menargetkan sebuah terobosan besar pada tahun 2030. Terobosan tersebut berupa Transformasi Ekonomi, yaitu Jambi mampu melakukan perubahan mata pencaharian yang lebih menguntungkan, baik secara individual maupun secara kelompok.

    Menurut Dedy Anthony, SP, M.Si selaku tim peneliti dari Bappeda Provinsi Jambi mengatakan, Jambi wilayah barat sudah mulai melakukan transformasi tersebut, khususnya wilayah Tebo, Bungo dan sekitarnya.

   "Bungo dan Tebo sudah mulai bergerak melakukan pengalihan mata pencaharian. Mata pencaharian sebelumnya dari hasil Karet, sekarang sudah bertransformasi ke sawit, mudah-mudahan terobosan ini hendaknya tercapai " jelasnya.

   Ia menambahkan, berhasilnya wilayah Jambi barat melakukan perubahan mata pencaharian atau transformasi dikarenakan mereka mampu berfikir praktis tentang perubahan yang terjadi apabila mereka beralih dari perkebunan karet menjadi perkebunan sawit.

    "Kebun karet yang masih setinggi lutut mereka tebas kemudian mereka beralih menanam sawit. Tujuannya tidak lain karena masyarakat lebih cepat mendapat pengahasilan, sedangkan karet perlu menunggu beberapa tahun, itupun harga karet tidak stabil," terangnya dalam sebuah acara Diklat Kukerta di Universitas Jambi, rabu 2/10. (rfl)