Berdiri sejak 23 Maret 1963 melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No. 25 tahun 1963 menjadikan Fakultas Peternakan satu dari dua fakultas eksakta pertama yang didirikan di Universitas Jambi. Meskipun demikian pada saat ini, Fakultas Peternakan kurang diminati oleh calon mahasiswa baru. Biasanya Fakultas Peternakan dijadikan sebagai pilihan kedua atau ketiga, jarang sekali calon mahasiswa baru yang menjadikannya sebagai pilihan utama.
Fakultas Peternakan memang kurang populer dibandingkan dengan fakultas-fakultas lain di Universitas Jambi. Bukan karena rendahnya mutu atau kualitas lulusan, tapi karena calon mahasiswa baru yang belum mengenal dengan jelas Fakultas Peternakan atau bahkan tak tahu target mereka setelah lulus dari fakultas ini.
Kurang populer juga karena asumsi awal kita pada Fakultas Peternakan kurang baik. Praktikum di kandang sering dipikir sebagai kegiatan yang tidak mengenakkan. Harfiansyah (mahasiswa fakultas peternakan ’08) harus sering ’menebalkan’ telinga mendengar komentar mahasiswa Fakultas lain di berbagai kesempatan yang mempertemukan mereka, seringkali dia diolok: ”Hei... baru dari kandang nih!”
”Kalau saja mereka mengerti, Fakultas Peternakan adalah fakultas yang paling lengkap ilmunya.” Pernyataan ini disampaikan oleh ketua MAM Indra Furqon, kemudian dibenarkan oleh bapak Dr.Ir.Suryono,M.Si¬¬ Pembantu Dekan III Fakultas Peternakan. Hal ini dimaksudkan setelah lulus kuliah mahasiswa Fakultas Peternakan mempunyai dua pilihan dalam karier mereka, menjadi pegawai negeri sipil sesuai dengan disiplin ilmu mereka atau berwirausaha dengan keterampilan yang telah mereka miliki.
Ada pernyataan lain tentang alasan mengapa Fakultas Peternakan tak sepopuler fakultas lainnya, yaitu karena Fakultas Peternakan adalah fakultas eksakta. Akan sangat sulit jika mahasiswanya tidak menguasai konsep-konsep dasar ilmu eksakta. Meskipun demikian, banyak juga alasan mengapa kita tidak boleh memandang Fakultas Peternakan sebelah mata. Diantaranya, Fakultas Peternakan mempunyai empat orang profesor sebagai tenaga pengajar. Jelas sangat mempengaruhi mutu mahasiswa mereka. Ilmu yang didapat akan sangat mendalam. Selanjutnya dengan jadwal praktikum yang padat, mahasiswa peternakan tumbuh menjadi mahasiswa yang disiplin. Sebab jika tidak demikian, mereka harus siap dengan konsekuensi nilai yang buruk. Pengalaman diluar kelas, seperti dikandang peternakan mempunyai keasyikan sendiri bagi mereka.
Mahasiswa peternakan yang cukup potensial, pada akhirnya perlu didukung oleh berbagai fasilitas. Tak cukup hanya dengan kehadiran tenaga pengajar yang berkredibilitas tinggi. Faktor kenyamanan kuliah mulai dari ruang kelas yang belum ber¬AC, kursi mahasiswa yang tergolong ’berumur’, peralatan laboratorium yang belum sepenuhnya lengkap, hal-hal demikian diharapkan untuk diperhatikan. Setelah semua faktor penunjang tersebut dipenuhi, tentunya akan menciptakan kenyaman dalam melaksanakan perkuliahan yang tentunya dapat meningkatkan prestasi mahasiswanya. Tak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti Fakultas Peternakan menjadi fakultas yang populer dan diminati banyak calon mahasiswa baru.
”Kita ini calon-calon S.Pt (Sarjana Peternakan). S.Pt itu bukan gelar yang biasa. Kita ini orang-orang mulia yang akan selalu setia pada Tuhan.” Tambah Harfiansyah.
(Silvina Yuza)
Minggu, 21 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar