Trotoar – Kota Jambi, Beberapa hari setelah
memasuki awal bulan september, harga tahu dan tempe masih sangat tinggi. Hal
ini disebabkan mahalnya harga bahan baku kedelai di pasaran.
Diaku oleh sejumlah pedagang di pasar angso duo, harga tempe naik
dari harga sebelumnya Rp. 3.500 menjadi Rp. 5. 000 per-potongan yang besar,
sedangkan harga tahu sedikit mengalami kenaikan dari harga sebelumnya Rp 5000
per 11 potong, menjadi Rp 6000 per 11 potong.
Menanggapi hal ini, Sumiati salah seorang pedagang tahu dan tempe
sangat merasa terganggu dengan belum stabilnya harga tahu dan tempe di pasaran.
Ia mengatakan bahwa minimnya petani yang menanam kedelai menyebakan produksi
tahu dan tempe mengalami penurunan. Faktor cuaca juga masih menjadi masalah
utama bagi para petani untuk menghasilkan kedelai dengan kualitas yang baik.
"Ya pasti menurunlah pendapatan kita bang, naik 500 perak
saja pembeli sudah mikir mau beli banyak," ungkap Sumiati (10/9).
Senada dengan Sumiati, Radiah pembeli dari pasar Talang Banjar
juga mengeluhkan dengan naiknya harga tahu dan tempe beberapa hari ini. Ia
mengatakan, tahu menjadi bahan masakan paling dicari. Jika harganya terus
melambung, otomatis masyarakat sedikit berat untuk membelinya.
"Namanya juga sudah kebutuhan sehari-hari, jadi berapun
harganya ya tetap dibeli," ujar Radiah.
Sementara itu, untuk daerah pemasokan tahu dan tempe berasal dari
Kasang, Talang Banjar dan Talang Bakung. Beberapa pedagang mengatakan bahwa
sampai sekarang produksinya masih lancar, tetapi ukuran tempe sedikit
diperkecil dari ukuran sebelumnya, sedangkan tahu masih dengan ukuran normal.
"Untuk mengantisipasi naiknya harganya tahu dan tempe,
biasanya kami sedikit mengurangi ukuran normal sebelumnya. Hal ini dilakukan
agar pembeli tidak merasa bahwa harga tahu dan tempe akan naik," pungkas
Romli salah seorang pedagang tahu dan tempe di pasar Angso Duo. (rfl)
0 komentar:
Posting Komentar