Jumat, 29 April 2011

Mengapa Dosen Jarang Masuk?


Koordinator liputan: Rendi rahman
Reporter: M. Debbi Satria, Sany Yanti, Geni riski, Dwi septiyanda.
Pagi itu, saat matahari mulai menampakkan bias cahayanya yang lembut menusuk tubuh. Seperti biasanya satu demi satu mahasiswa Universitas Jambi berdatangan mengisi ruangan kelas yang sedikit berantakan.
Ada yang datang dengan binar wajah yang cerah, ada pula yang kusam dan sedikit berantakan.
Pagi itu jam menunjukkan pukul 07.45, ruangan kelas hampir penuh. Sembari menunggu si empunya mata kuliah, mahasiswa melakukan kesibukan-kesibukan sendiri.
Ada yang tengah asyik mengulas sinetron semalam, ada yang asyik ngerumpi dengan topik tidak jelas, ada pula yang menggoyang-goyangkan kepala mendengarkan musik rock di Mp3 Player-nya dan ada juga yang hanya berdiam diri sambil melihat status teman di beranda facebook-nya.
Namun, saat jam telah menunjukkan pukul 08.30, saat semua bangku sudah terisi, orang yang seharusnya duduk paling depan dan menghadap kemahasiswanya itu pun belum juga terlihat batang hidungnya.
Hingga akhirnya mahasiswa yang tengah asyik ngerumpi kehabisan topik, begitu juga mahasiswa lainnya sampai-sampai merasa bosan menunggu, akhirnya mereka pun membubarkan diri. Dalam sekejap, suasana kelas yang tadinya ramai seperti Pasar, kini pun berubah seperti halnya kuburan di tengah hutan belantara.
Apakah fenomena tersebut sering terjadi di Kampus Unja?. Menjawab rumor tersebut, kami pun mengadakan survey dengan memberikan kuesioner secara merata di 5 (lima) fakultas di Kampus Unja Mendalo.
Dari hasil survey kami dapatkan, 82% mahasiswa mengatakan sering dosen tidak masuk di kelas mereka. Dengan alasan tertinggi, sebanyak 59% tugas luar, 38% tanpa keterangan dan hanya 3% yang memberikan alasan sakit. Dari alasan tersebut, 65% mahasiswa tidak menerima alasan yang diberikan.
Menanggapi dosen yang jarang masuk, dari hasil survey 66% mahasiswa merasa kecewa, 32% biasa-biasa saja, dan 2% mahasiswa yang mengaku senang kalau dosen sering tidak masuk.
Lalu apa ya yang dilakukan mahasiswa jika dosennya tidak masuk? Dari hasil survey, mahasiswa lebih banyak memilih nongkrong, yaitu sebanyak 35% dan 32% memilih pulang, 24% memilih mengerjakan tugas mata kuliah lain atau keperpustakaan, dan hanya 9% mahasiswa memilih belajar mandiri.
Sebenarnya mengapa? Dan apa sebenarnya yang dilakukan dosen sehingga mereka sering tidak masuk mengajar? Untuk menjawab desas-desus tersebut, Kru Trotoar pun melangkahkan kaki untuk untuk mencoba berdialog dengan salah satu dosen yang ada di Unja.
Pagi itu,tepatnya pukul 08:10 aku dan rekanku Iak duduk di sebuah bangku kecil yang terbuat dari semen untuk menunggu rekanku yang lainnya Winda, yang sebelumnya kami sudah janjian bertemu di taman Fkip, rencananya hari ini kami akan mencari narasumber untuk menjawab pertanyaan yang sudah tak sabar kami lontarkan.
Kami mencoba cairkan suasana pagi itu dengan mengobrol dan sesekali mmelirik centil ketika ada cewek cantik yang lewat. Tapi pandangan kami terganggu sesaat setelah ada sesosok wanita berkulit putih dengan rambut sebahu yang agak kemerah-merahan tersenyum sembari menghampiri aku dan Iak.
“maaf kak ya winda telat, habis rumah winda jauh” katanya
“iya, tidak masalah” jawab Iak dengan senyum tipis di bibirnya.
“ya udah,yuk kita langsung jalan dan cari dosen yang bisa kita wawancarai”. Sambungku
Setelah pasukan kami lengkap, kami pun berjalan dan melihat-lihat ruangan dosen yang ada penghuninya yang mungkin bisa kami wawancarai.
Kami menemui seorang dosen di dalam sebuah ruangan ,Fortuna Sari Ss. MA. Yang saat itu tengah asik mengecek buku yang bertumpuk didepannya sembari sesekali mengangkat hp-nya yang berdering.
Melihat beliau masih sibuk, kamipun menunggu kira-kira beliau bisa kami wawancarai atau tidak. Sembari menunggu kamipun bersiap-siap dan menghela napas dalam-dalam, karena ini adalah pengalaman pertama kami mewawancarai seorang dosen.
Dengan berbekal tanda pengenal yang bertuliskan pers majalah kampus yang tergantung dileher, sebuah hp untuk mereka merekam serta untuk mengambil gambar dan sebuah block note merah jambu berukuran 20x10 ditangan winda untuk mencatat setiap jawaban yang akan dilontarkan narasumber kami hari itu.
Di ruangan yang berukuran 7x4 meter itu, kami berdiri didepan sebuah meja yang di atasnya dipenuhi tumpukan buku dan makalah. Diawali dengan menyebutkan identitas, kami langsung melontarkan pertanyaan pertama sembari menekan tombol ok di-hpku tanda memulai wawancara hari itu.
“Mengapa dosen jarang masuk?” tanyaku
Dosen tugasnya adalahTri Dharma,yaitu mengajar,meneliti,dan mengabdi.Disini dosen tidak dikantor bukan berarti menganggur, bisa saja dosen tersebut diminta mengajar di Universitas lain, bisa juga dosen tersebut melanjutkan studi keluar negeri. Tapi yang namanya urusan pribadi yang tidak mungkin juga ditinggalkan seperti ada anak yang sakit,dan urusan keluarga itu ya dinomor sekiankan
“Apakah ada diberikan tugas-tugas mandiri?
Sebagian mungkin ada,tapi saya pribadi kalau memang bisa diberikan secara mandiri,ya saya berikan,tapi kalau sebelumnya mereka belum dibekali materi ya secara otomatis tidak bisa diberikan tugas mandiri.Dan kalau ada nanti dosen tidak bisa hadir, pertemuan tersebut harus diganti,tidak dibiarkan begitu saja. Jawabnya tegas.
Lalu bagaimana dengan dosen yang melanjutkan studi keluar negeri memberikan nilai pada anak didiknya di kampus?”
Kalau saya pribadi, dulu saya pernah mennggalkan mahasiswa saya selama tiga bulan,tapi saya memberikan tugas,dan saya pantau melalui E-mail,ada juga saya beri tugas kelompok,jadi nilainya bisa diambil dari nilai kelompok tersebut, dengan begitu saya sudah berjalan setengah jalan. Perlu mahasiswa ketahui, Sebenarnya dosen itu dipantau jumlah pertemuan atau tatap muka dengan mahasiswanya, oleh pihak Prodi, dan Dekan. Jika jumlah pertemuan perkuliahan kurang dari 12 pertemuan maka dosen tersebut akan diberi sebuah teguran, dan kami para dosen tidak akan melaksanakan ujian akhir semester kalau jumlah pertemuan perkuliahan tersebut belum memadai. Makanya mahasiswa diberi absen.” Jelasnya
Memang tidak menutup kemungkinan ada juga dosen yang kurang bertanggungjawab. Namun, Seorang mahasiswa harus benar – benar memastikan apakah dosen tersebut meninggalkan tugasnya atau memang dosen itu sedang ada tugas lain, karena sudah disebutkan di atas bahwa tugas seorang dosen adalah Tri Dharma. Yang paling penting mahasiswa harus selalu berkomunikasi dengan dosen, jika dosennya susah dihubungi, maka mahasiswa bisa minta informasi melalui pihak Prodi, karena pihak Prodi pasti tahu kemana dan mengapa dosen tersebut tidak masuk.”
Wawancara selesai dan tanganku menekan kembali tombol oke dan menyimpan hasil wawancara hari itu.
(Rendy)

0 komentar: