Jumat, 29 April 2011

Sepotong Kisah dalam ETF Narasi Jambi 2



Irna Christina
14 Februari 2011
Sekitar pukul sembilan pagi, handphone saya berdering. Di layarnya tertera nomor tak dikenal. Saya yang saat itu sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kampus untuk beberapa urusan perizinan kegiatan (ETF Narasi 2) langsung mengangkatnya. Ternyata yang menelpon Fahri Salam, yang biasa dipanggil Mas Fahri.
Dia mengabarkan pada saya bahwa dia dan Andreas Harsono (Mas Andreas) telah sampai di Jambi. Mas Fahri dan Mas Andreas adalah pengampu kursus narasi di Jambi.
Kursus menulis narasi ini telah berlangsung sejak Februari 2010. Kegiatan ini diadakan oleh Eka Tjipta Foundation (ETF) dan di dukung oleh PT Wira Karya Sakti (WKS) dan Lembaga Pers Mahasiswa Trotoar Universitas Jambi. Seluruh dana dalam kegiatan ini ditanggung oleh ETF. PT WKS menyediakan tempat kursus yaitu di Community Development Training Centre, Camp. Sei Tapah, milik mereka. Sedangkan LPM Trotoar berperan sebagai panitia pelaksana lokal. Kursus narasi ini berlangsung selama enam hari.
Peserta ETF Narasi Jambi 2 terdiri dari 20 orang yang telah melalui proses seleksi. Mereka adalah A.Riki Sufrian, Chris Januardi, Dion Eprijum, Afrizal, Jogi Sirait, Lili Rambe, Herma Yulis, Puteri Soraya Mansyur, Willy Marlupi, Kelik Prirahayanto, Elfa Suharti Harahap, Yunia Hardika, Yosa Nova Irya, Siti Sarah, Fitri Wahyuni, Risni Ade Sandra, Rahmi Mulyasari dan Fatkur Rahman. Dua orang peserta mengundurkan diri karena tidak mendapat izin dari institusi tempat mereka bernaung dan digantikan oleh karyawan PT WKS.
Menjelang jadwal keberangkatan (pukul 2 siang), Mas Andreas dan Mas Fahri dikerebuni fans mereka, yaitu alumni ETF Narasi 1. Reuni dadakan istilahnya. Sebagian besar alumni ETF Narasi 1 adalah mahasiswa di Jambi. Dalam reuni dadakan ini, kami tidak hanya bercerita hal remeh temeh tapi juga topik-topik serius. Mumpung bertemu ahlinya. Begitulah kira-kira.
Pukul 1 siang, peserta mulai berkumpul di Sekretariat BEM KBM Unja Telanai. Maklum, Trotoar belum mempunyai sekretariat sendiri. Kami sempat disindir oleh Pak Iskandar dari PT WKS.
“Saya bingung, kemana harus cari Trotoar”.
Kami iseng menjawab “Dipinggir jalan Pak.”
Ketika jam menunjukkan pukul 3 sore, kami mulai meninggalkan Kota Jambi dengan 4 armada mobil. Membutuhkan sekitar 2,5 jam untuk mencapai lokasi kursus. Setibanya di Camp. Sungai Tapah, kami disambut dengan hangat oleh PT WKS yang diwakili oleh Pak Toto dan rekan-rekannya.
Kami melepas lelah sambil menikmati secangkir teh rosella dan kue-kue seperti risoles dan putu ayu. Setelah itu, peserta menuju kamar mereka yang telah dibagi sebelumnya.
Satu kamar terdiri dari 2-3 orang. Pembagian ini memperhatikan jenis kelamin dan kebiasaan merokok. Sementara peserta saling berkenalan dan mulai menata kamar mereka yang akan digunakan selama enam hari, panitia yang terdiri dari Irna (saya), Silvi dan Rendi membagi-bagikan buku yang akan digunakan sebagai materi kursus. Peserta menerima buku-buku ini dengan wajah sumringah.
Selepas Magrib dan makan malam, peserta memulai pertemuan pertama mereka didalam kelas. Pada malam tersebut pelatihan dibuka secara resmi oleh Direktur PT. WKS yang diwakili oleh Pak Iskandar. Setelah pembukaan, peserta diminta memperkenalkan diri dan menyebutkan target yang ingin mereka capai dalam kursus narasi. Malam itu juga, peserta dibagi menjadi dua kelas. Mas Andreas sedikit bingung ketika harus mentukan berdasarkan apa untuk membagi kelas pada tahun ini. Tidak seperti tahun sebelumnya ketika semua peserta memiliki rata-rata usia yang sama, peserta tahun ini lebih variatif. Ada yang berusia 17 tahun, ada juga yang 32 tahun. Akhirnya berdasarkan musyawarah mufakat, kelas dibagi berdasarkan umur sekaligus pekerjaan. Jogi Sirait, salah satu peserta mencetuskan julukan kelas imut (untuk para mahasiswa) dan kelas afkir (untuk wartawan).
Kursus Narasi
Pagi yang cerah. Pukul 6 pagi sarapan telah disiapkan di kantin. Peserta dan pemateri sarapan bersama. Mas Andreas selalu jadi orang pertama yang tiba. Tak jarang Mas Andreas sarapan sendirian lalu langsung menuju kelas. Setelah sarapan, peserta menuju kelas dan hari pertama kursus narasi pun dimulai. Materi pertama yang diberikan adalah Sembilan Elemen Jurnalisme. Semua materi dalam kursus narasi ini bertujuan untuk membuka wawasan dan pemahaman peserta tentang jurnalisme yang benar dan memperkenalkan gaya penulisan narasi bertutur. Tujuan kursus ini adalah peserta mampu menulis feature dan komentar dengan lebih bertenaga.
Setiap hari selama kursus narasi terdiri dari 3 sesi. Sesi pagi, sesi siang dan sesi malam. Sesi pagi dan sesi siang merupakan pemberian materi tentang jurnalisme dan teknik penulisan narasi. Sedangkan pada sesi malam, peserta dan instruktur menonton film lalu berdiskusi bersama.
Beragamnya profesi dan keahlian peserta ETF Narasi 2 tahun ini memberikan warna tersendiri. Lili M Rambe dan Willy Marlupi turut menjadi pengampu kursus di sesi malam dengan membagi ilmu fotografi dan pembuatan video sederhana. Diskusi interaktif yang akrab kerap terjadi sepanjang sesi malam.
Pada hari keempat kursus, peserta dan pemateri berangkat menuju Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Tinggi, Tanjung Jabung Barat. Disana, peserta diminta untuk melakukan liputan. Hasil liputan ini harus dituangkan dalam bentuk narasi sebagai sarana praktek ilmu kursus.
Sepanjang sore, peserta dengan tekun mengetik dan mengedit tulisan mereka. Malam harinya, tulisan ini didiskusikan bersama dengan pemateri.
Jum’at, 18 Februari 2011 atau hari kelima kursus, didatangkan pemateri tamu yaitu DR. Suadi Asyari. MA, PhD. yang merupakan Pembantu Rektor 1 IAIN STS Jambi. Tujuannya adalah sebagai bentuk penghargaan dari ETF untuk intelektual lokal.
Setelah diskusi dengan Suadi Asyari, peserta melanjutkan kelas analisis dan membahas PR Feature.
Tidak terasa sudah memasuki hari keenam dan peserta diharuskan kembali pada kesibukannya masing-masing. Peserta dan pemateri bertolak menuju KotaJambi sekitar pukul 8 pagi. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, peserta dan pemateri bersantap siang di Taman Rimba. Selesai bersantap siang, peserta diminta untuk berbagi kesan dan pesannya selama pelatihan. Penyampaian kesan dan pesan ini dipenuhi gelak tawa dan canda dari peserta. Kursus menulis narasi ini kemudian ditutup oleh Direktur PT WKS yang diwakili oleh Pak Ridwan Nuryadi dari PT. WKS.
Enam hari bersama dalam kursus narasi tidak hanya membuka wawasan dan memperluas cara berpikir para peserta tapi juga memberikan kawan dan keluarga baru dalam alumni ETF Narasi Jambi. Terima kasih ETF ;)
Peserta mulai berpamitan satu persatu. Kami mengantar Mas Andreas dan Mas Fahri ke Bandara. Kami sempat ditraktir oleh Mas Andreas. Sewaktu di kantin bandara, saya sempat bertanya pada Mas Andreas (saya sendiri memanggilnya Pak Andreas)
“Pak, apa yang bisa saya lakukan untuk negri ini?”
“Jangka panjang atau jangka pendek?”
“Jangka pendek.”
“Belajarlah dengan baik.”
Pernyataan itu saya rekam baik-baik.

0 komentar: