Jumat, 29 April 2011

Musim Alih Fungsi



Koordinator Liputan : Anike Ajzarya
Reporter: Romiah, Somad
Gedung itu selesai sekitar bulan ke-6 tahun lalu berada persis di depan laboratorim PMIPA Universitas Jambi. Menambah satu lagi bangunan gedung baru di kampus kita. Setelah penyelesaian asrama, gedung kuliah mahasiswa pasca serjana di telanai, dan yang akan segera diselesaikan adalah Rumah sakit untuk mahasiswa program studi kedokteran dan Gedung kuliah bersama untuk semua fakultas.
Ukurannya jauh lebih besar dari ukuran gedung kuliah. Desain gedung bagian depan juga tak seperti desain gedung fakultas FKIP, Hukum, atau Pertanian. Beberapa mahasiswa bilang kalau itu akan jadi ‘perpustakaan internasional’. Beberapa yang lain berpendapat gedung itu akan jadi ‘agrobisnis centre_ sebuah tempat yang memperbolehkan dosen dan mahasiswa melakukan research. Pendapat lain menyatakan gedung itu merupakan gedung kuliah yang bisa dipakai bersama
mahasiswa AKPER dan FKIP sebagai butkinya mereka yang sekarang kuliah digedung itu kan?”
Jawaban tentang gedung apa itu sebenarnya menjadi pertanyaan lumayan besar yang kini akan sedikit terjawab di telinga mahasiswa.
Dimulai dari mencari informasi kepada kepala perpustakaan universitas, Syafri Syam. Beliau membenarkan bahwa gedung itu akan menjadi gedung perpustakaan internasional.
“Disana nanti akan tersedia jurnal jurnal atau buku-buku digital yang canggih yang tidak bisa kalian dapat kan diperpustaan ini, namun jangan berkesimpulan bahwa buku-buku disini akan dipindahkan kesana, karena perpustakaan universitas ini akan tetap ada dan dilengkapi perpustakaan baru itu.”
Beliau menjelaskan panjang lebar.
Lain keaadaannya ketika kami tanya "Mengapa gedung tersebut sudah selesai namun difungsikan sebagai ruang kelas anak AKPER dan FKIP sekarang ini ?"
Syafri Syam mengaku tidak banyak tahu soal itu,
dan bukan wewenang saya juga untuk bisa menjawab persoalan itu".
Kejelasan tentang gedung itu mulai terbaca, setidaknya benar bahwa gedung mengalami alih fungsi dari konsep sebelumnya.
Gedung itu direncanakan sebagai gedung perpustakaan dan kini difungsikan sebagai gedung kuliah. Gedung ini bahkan terlalu luas untuk ukuran gedung kuliah. Lebih nyaman dibandingkan ruang kelas pada umumya.
Di satu dinding ruangan dapat terbaca tulisan "kimia" juga "biologi" menandakan bahwa mahasiswa kimia atau biologi bisa menempati ruangan itu, satu yang membuat iri mahasiswa yang tidak memakai ruangan ini sebagai tempat kuliah yaitu ruangannya nyaman, dilengkapi kipas angin. Fentilasinya super besar. Membiarkan udara masuk menemani kuliah. Pasti nyaman sekali kuliah disini.
Menurut Syafri Syam, PUREK 2, A. Rahman SY lah yang berwenang menjawab pertanyaan ini. Beliau yang mengurusi setiap sarana dan prasana yang mendukung kegiatan perkuliahan.
Ternyata menemui beliau tidak lah mudah sama sekali. Di hari pertama, sekretaris beliau mengatakan kami tak bisa menemui beliau di hari itu.
Beliau sedang sibuk, saya gak tau juga selesainya kapan.katanya
Dua kali ditemui hasilnya juga nihil. Kami diminta kembali pada hari berikutnya, karena beliau sedang rapat.
Untuk meyakinkan beliau agar bersedia menjadi nara sumber kami, di hari ketiga kami membawa surat tugas yang ditandatangani PR3, Maizar Karim. Hasil nya tak seburuk sebelumnya, Sekretaris beliau keluar dari ruangan dan mengatakan
Karena bapak sedang sibuk, kalian diminta menemui Kepala Biro universitas, namanya A. Gani. Ruangan dilantai satu”.
Kami langsung mengucapkan terima kasih, dan mulai mencari ruangan yang dimaksud. Berharap bahwa penjelasan yang akan A. Gani berikan jauh lebih lengkap. Sadar bahwa hari telah menunjukan pukul 12. Dia tidak bisa ditemui hari itu. Beliau sedang ada rapat. Namun dihari berikutnya pertanyaan demi pertanyaan berhasil diajukan.
Dari beliau kami mendapatkan jawaban lain.
"setahu saya, itu konsepnya untuk agrobisnis centre. disitu tempat penelitian dosen atau mahasiswa."jawabnya
A.Gani memulai penjelasan. Kalaupun sekarang ini digunakan sebagai ruang kuliah mahasiswa, itu hanya untuk sementara. mahasiswa akper dan fkip menggunakan ruang kuliah tersebut karena mereka memang belum memiliki ruangan kuliah tetap semenjak diterima.
Beliau benar, kenyataanya gedung kuliah milik FKIP yang terbatas tak dapat mengimbangi pertambahan mahasiswa dari tahun ke tahun. Belum lagi semenjak tahu 2009 jalur penerimaan bertambah banyak.
Adapula FKIP program Mandiri yang jumlah mahasiswa sama banyaknya dengan FKIP program Regular. Masalah timbul, mahasiswa lama belum tentu bisa lulus dalam empat tahun, tapi penerimaan mahasiswa sudah pasti bertambah setiap tahun.
Mahasiswa AKPER yang diterima mulai tahun 2008 lebih menyedihkan lagi kondisinya.
Mereka menggunakan rumah rektor sebagai gedung kuliah. Bisa dibayangkan sebuah rumah dikondisikan menjadi gedung kuliah. Demikian alasan yang disampaikan A. Gani hingga keputusan menggunakan gedung tersebut menjadi ruang kuliah sementara dikeluarkan oleh rektor UNJA Kemas Arsyad Somad pada rapat pimpinan awal semester lalu. Kami beranikan diri untuk bertanya mengapa sebuah fakultas baru terus dibuka tanpa memikirkan mahasiswanya akan kuliah dimana.
A.Gani tersenyum, nada suaranya melunak, berharap kami akan mengerti apa yang akan beliau jelaskan " ini masalah rebut kesempatan, bukankah universitas itu pada dasarnya harus memberikan kesempatan seluas-luasnya pada masyarakat dalam hal pendidikan. Ini juga tentang pengembangan universitas. “Setelah dikabulkan untuk membuka fakultas baru, tidak masalah gedungnya dimana, yang penting ada peminat atau mahasiswanya dulu, setelah itu baru ditata”.
Tak puas pada penjelasan Gani, Gani merekomendasikan kami untuk langsung menemui perancang konsep gedung tersebut.
Tasman Aulia menjabat sebagai Purek 4 Unja berhasil ditemui diruangannya yang nyaman. Kami tak perlu membuat janji dengan sekretarisnya dan ditolak berkali-kali. Tepatnya pada tanggal 4 januari 2011 lalu. Mengetuk pintu, memberi salam dan akhirnya kami dipersilahkan masuk. Beliau tidak keberatan sama sekali ketika kami sampaikan maksud kedatangan kami.
Silahkan”, Kata beliau.
Yang harus kami ingat adalah bahwa Aulia adalah pemegang konsep pembuatan gedung yang dikabarkan alih fungsi tersebut. Aulia tak mungkin keliru ketika menjelaskan panjang lebar.
Dimulai dengan penjelasan bahwa gedung itu sebenarnya diciptakan untuk 3 fungsi. Akan ada bagian perpustakaan disana. Beliau menyebutnya perpustakaan bertaraf internasional.
Keberatan jika kami salah menyebutnya dengan “Perpustakaan Internasional”.
Kalau perpustakaan Internasional bukan seperti itu gedungnya, lebih canggih lagi. Namun cara kalian mendapatkan buku-buku diperpustakaan itu sudah beda. Yang ada hanya buku-buku digital yang bisa kalian copy. Gunanya melengkapi perpustakaan yang telah ada” .
Mahasiswa bisa mengakses buku atau jurnal sebagai referensi bahan kuliah mereka. Tentu saja lebih lengkap dari sebelumnya. Perpustakaaan ini juga akan menjalin link dengan perpustakaan lainnya didalam ataupun diluar negeri. Mahasiswa bisa mengopi buku-buku digital tersebut dengan ketentuan tertentu.
“Universitas kita tidak punya dana yang cukup untuk membeli buku-buku internasional. Disinilah peran perpustakaan berfungsi”.jelasnya
Fungsi kedua adalah laboratorium terpadu. Akan ada laboratorium IPA berperalatan canggih. Alat-alat itu bernilai 15,5 M.Jika kalian melihat kedalam gedung itu sekarang ini maka alat-alat itu sudah tersusun diruangan bawah itu”. Namun, alat-alat itu belum dapat dioperasionalkan sebagaimana mestinya.
Fungsi yang ketiga adalah pusat pengembangan produk unggulan daerah. Fungsi ini merupakan kelanjutan dari fungsi kedua. Hasil penelitian pada lab terpadu akan dijadikan pengembang usaha-usaha produk unggulan daerah. Mengingat jambi adalah daerah agraris, maka produk ini direncanakan tempat pengembangan produk bibit-bibit perkebunan. "masa bibit sawit masih didatangkan dari daerah lain, bibit karet juga begitu, kita punya potensi untuk pengembangan sendiri." Terang Aulia.
Sebagai pemilik konsep gedung itu, beliau sedikit gerah ketika kami sampaikan bahwa "gedung tersebut dikatakan alih fungsi atau ada yang optimis bahwa gedung itu pada akhirnya akan lari dari konsep awal.
Maka beliau menegaskan bahwa gedung itu akan tetap berjalan sebagaimana konsep awal. Mendapatkan pembiayaan pembangunan gedung itu dari Kementerian Keuangan dan alat-alat canggih pelengkapnya bukanlah hal yang mudah. Tak akan ada yang berubah dari konsep awal.
Mahasiswa-mahasiswa yang kuliah disana sifatnya sementara, ingat itu”. tegasnya. Jika saat ini mereka bisa menggunakan gedung tersebut sebagai ruang kuliah, hal itu dilaksanakan atas surat izin Rektor ketika rapat pimpinan awal semester lalu.
Keputusan tersebut diambil ketika Dekan FKIP Affan Malik menjelaskan soal ketersediaan ruang kuliah yang benar-benar tidak bisa memenuhi jumlah mahasiswa saat ini.
Menutup partanyaan-pertanyaan kami, kami sempat menanyakan perihal kapan sebenarnya gedung itu benar-benar dioperasionalkan
Menurut beliau, gedung tersebut sudah mulai bisa dioperasionalkan mulai tahun 2011 ini namun dibatasi mengingat peralatan-peralatan canggih dan banyak zat-zat kimia yang mengancam kesehatan mahasiswa, yang masih menggunakan ruangan tersebut sebagai ruang kuliah.
Setelah kelas bersama yang berlokasi dibelakang gedung fkip selesai dibangun, maka mahasiswa-mahasiswa akan langsung pindah disana. Lagipula pada DIPA Universitas memang telah dianggarkan bahwa pembangunan gedung dilaksanakan 2010, dan mulai bisa digunakan 2011 awal.
gedung kuliah disana sifatnya sementara, saya akan protes jika alat-alat itu tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Desainnya bukan untuk kuliah, walau ada gedung kuliah nantinya disana, kita lengkapi secara bertahap. Laboratorium audio visual Bahasa Inggris akan diusahakan lebih baik lagitutupnya dengan tegasnya.
Sepanjang wawancara beberapa kali Aulia meminta kami bersyukur bahwa UNJA telah berkembang. Menurut beliau gedung multi fungsi tersebut dengan alat alat teknologi canggih didalamnya hanya UNJA yang punya dibagian sumatra.
Kami menangkapnya lebih dari 3 kali. Menanggapi permintaan beliau kami mencoba menambahkan “Namun mahasiswa akan lebih bersyukur jika gedung tersebut bisa digunakan secepatnya, lengkap dengan apa yang telah dikonsepkan didalamnya. Mungkin kalian masih ingat asrama untuk mahasiswa UNJA yang gedungnya telah selesai dibangun beberapa tahun sebelum 2011, namun belum juga ada mahasiswa yang diperbolehkan tinggal diasrama tersebut. Maka kapan bisa mengakses perpustakaaan yang super lengkap, kapan bisa menggunakan laboratorium terpadu yang super canggih, dan kapan bisa melihat produk unggulan karya mahasiswa UNJA memasuki pasar daerah akan segera dijawab.

0 komentar: